REOG PONOROGO MAKAN KACA - AN OVERVIEW

reog ponorogo makan kaca - An Overview

reog ponorogo makan kaca - An Overview

Blog Article

Jathilan merupakan prajurit berkuda yang diperankan oleh penari perempuan. Mereka membawa properti kuda yang terbuat dari anyaman bambu.

Eblek adalah nama lain dari properti kuda lumping yang biasa digunakan oleh pemeran jathilan dan digambarkan sebagai kuda putih dengan mata merah.

Tarian ini dilakukan berpasangan antara penari satu dengan lainnya. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda juga ditunjukkan dengan ekspresi atau semangat sang penari.

Kesenian ini menjadi karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus.

Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga.

Selain itu, sang Raja harus menghadirkan kuda kembar yang berjumlah seratus empat puluh ekor dan binatang berkepala dua.

Ada dua ragam bentuk reog Ponorogo yang dikenal saat ini, yakni Reog Obyog dan Reog Festival. Reog obyog, yang hidup di pedesaan, sering pentas di pelataran atau jalan tanpa mengikuti pakem tertentu.

Maka dari itu, para tetua setuju jika sang raja mengikuti sayembara Dewi Sanggalangit. Mereka percaya bahwa gadis yang ada lambang reog ponorogo di mimpi rajanya adalah putri dari Kediri tersebut.

Jathil adalah salah satu tokoh dalam seni reog. Dia disebut prajurit berkuda. sedangkan Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang masih belajar di atas kuda.

Bujang Ganong Bujang Ganong atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang energik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga di setiap penampilannya senantiasa diperagakan oleh 2 orang pada umumnya yang selalu ditunggu-tunggu oleh penonton khususnya anak-anak.

Reog Ponorogo populer selama beberapa generasi. Kekuatan dari reog adalah kemampuannya memadukan antara menguatkan identitas Ponorogo dengan peristiwa-peristiwa yang khas dari komunitas tertentu.

Warok mengenakan pakaian berupa baju dan celana berawarna hitam. Bajunya dibiarkan terbuka dan dibaliknya dikenakan kaus bergaris. Para warok membawa senjata berupa pecut atau cemeti.

Topeng Bujang Ganong berwarna merah menyala dengan mata khas melotot, hidung besar, dan gigi menonjol. Topeng tersebut terbuat dari kayu dadap, sedangkan rambut pada topeng terbuat dari ekor kuda.

Keunikan para penari jathil yaitu terletak pada properti kuda yang digunakan dan gerakan yang cekatan, lincah, dan juga halus.

Report this page